Perkembangan Politik Militer Akhir Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru

PERKEMBANGAN POLITIK MILITER AKHIR DEMOKRASI TERPIMPIN DAN ORDE BARU
Oleh : Oktavianti (2288200024)


A. Masa Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah reaksi terhadap demokrasi liberal/parlementer karena pada masa Demokrasi Parlementer kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala negara, sedangkan kekuasaan pemerintah dilaksanakan oleh partai. Masa Demokrasi Terpimpin dimulai dengan berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno tahun 1966. Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden ini sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah negara yang semakin mengkhawatirkan. Berlakunya dekrit presoden ini memiliki sisi positif dan sisi negatis.Berikut sisi positif berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959: 
1. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik yang berkepanjangan, 
2. Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 dari kelangsungan hidup negara.
3. Merintis pembentukan lembaga tinggi negara, yaitu MPRS dan lembaga tinggi negara berupa DPAS yang selama masa Demokrasi Liberal tertunda pembentukannya.
Berikut merupakan pelaksanaan atau hal-hal yang dilaksanakan pada saat demokrasi terpimpin yaitu:
1. Pembentukan MPRS
2. Pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR
3. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
4. Pembentukan Front Nasional
5. Pembentukan Kabinet kerja

B. Hubungan Kerjasama Indonesia dengan Rusia
a. Bidang Militer
Pada akhir 1950 an Indonesia hendak memodernisasi angkatan bersenjatanya. Saat itu angkatan bersenjata Indonesia hanya memiliki sisa persenjataan dari perang dunia II. Indonesia meminta bantuan untuk mereformasi angkatan bersenjata Indonesia kepada Amerika Serikat, namun ditolak oleh Amerika Serikat dengan alasan Indonesia masih memiliki konflik yang belum terselesaikan dengan Belanda yakni terkait masalah irian Barat. Kemudian Indonesia berpaling ke Uni Soviet, ternyata Indonesia tidak hanya mendapatkan apa yang dibutuhkan, tetapi dengan dukungan uni Soviet Indonesia mampu mengembangkan teknologi dan pengetahuannya di bidang militer. Uni Soviet memasok banyak peralatan militer pada Indonesia, mulai dari tank, kapal perang, dan berbagai jenis pesawat tempur, pemberian tersebut merupakan bagian dari kredit sebesar satu miliar Dolas AS, Indonesia telah membayar lunas semua pinjaman tersebut pada pertengahan 1990 an.
b. Dampaknya terhadap AS 
Hubungan mesra RI dengan Uni Soviet membuat gerah Amerika Serikat, kedua adidaya ini tengah bersaing untuk memengaruhi dunia.

C. Hubungan Indonesia dengan China 
1. Bidang Politik
Dakan perjuangan merebut kembali kemerdekaan melalui jalur diplomasi, tokoh-tokoh China juga sering tampil misalnya pada perundingan renville, di negara bagian juga ada dua tokoh cina yang mewakili negara Indonesia, diikut sertakan nya cina dalam perjuangan merebut kembali kemerdekaan melalui jalur diplomasi ini adalah salah satu upaya dalam menjaga dan memupuk hubungan antara Indonesia dan Cina.
2. Bidang Ekonomi
Sejak datang ke Nusantara orang-orang cina sudah menjadi pelaku ekonomi yang tangguh, karena memang mereka datang untuk urusan itu. Degan direkrutnya etnis cina dalam beberapa bidang semakin membuka peluang bagi kaumnya untuk melebarkan sayap di bidang perdagangan seperti yang masyarakat Indonesia kenal tentang mereka. Hal ini juga membuktikan bahwa Indonesia tidak bisa terlepas dari pengaruh orang cina.
3. Bidang Pembangunan
Di era orde lama bung Karno terang terangan mendeklarasikan apa yang ia sebut poros jakarta-beijing-pyongyang.
4. Bidang Keamanan
Memberikan persenjataan kepada Indonesia pada saat konfrontasi dengan Malaysia akibat Malaysia akan dijadikan negara federasi oleh inggris. Cina memberikan bantuan dalam bidang keamanan berupa persenjataan militer, dari kerja sama ini Soekarno memiliki ide untuk membentuk angkatan kelima.

D. Konfrontasi Malaysia 
Kemerdekaan malaya pada 31 Agustus 1958 awalnya disambut baik Indonesia yang juga merupakan negara tetangga, hal ini berubah menjadi hal yang menimbulkan hawa panas bagi negara satu rumpun ini karena rencana pembentukan negara federasi Malaysia lah yang menjadi pemicunya. Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut presiden Soekarno pembentukan federasi Malaysia merupakan sebuah rencana dari Inggris untuk mengamankan kekuasaannya di Asia tenggara. Pembentukan federasi Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonialisme inggris yang membahayakan revolusi Indonesia. Oleh ksrena itu, berdirinya negara federasi Malaysia ditentang oleh pemerintah Indonesia.

E. Dampak Konfrontasi Malaysia
Politik konfrontasi Malaysia ini ternyata sangat merugikan bagi negara dan rakyat Indonesia. Hal ini dapat dilihat beberapa akibatnya, yaitu:
1. Terjadi ketegangan hubungan antara Indonesia dengan negara tetangga dekat seperti Malaysia, Singapura dan Australia, sehingga menghambat kelancaran hubungan ekonomi.
2. Negara-negara lain, terutama negara-negara Barat menjauhkan diri dari Indonesia. Akibatnya enggan mengadakan kerja sama untuk pembangunan dalam negeri Indonesia. Apalagi setelah Indonesia zaman Orde Lama itu menyatakan keluar dari PBB.
3. Pembangunan di dalam negeri mengalami kemacetan, karena perhatian pemerintah banyak dicurahkan ke politik konfrontasi. Konfrontasi ini berdampak terhadap kebijakkan-kebijakkan ekonomi yang telah diambil oleh pemerintah, yang mengabaikan kaidah-kaidah ekonomi. hal ini mengakibatkan keadaan ekonomi Indonesia yang mengalami keterpurukkan, defisit anggaran yang terjadi terus menerus mengakibatkan terjadinya inflasi yang tinggi. Selain itu bahan pokok juga mengalami kenaikkan terutama beras.

F. Pembebasan Irian Barat
Pembebasan irian Barat dilakukan dalam berbagai bidang, baik dengan bidang diplomasi, bidang militer hingga operasi-operasi militer pembebasan irian Barat, hingga operasi-operasi itu dihentikan karena telah ditandangani dalan persetujuan antara pemerintah RI dan kerajaan Belanda mengenai irian Barat di markas besar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962. Berhasilnya tri komando rakyat berkat kerjasama bidang militer dan diplomasi.

G. Gerakan 30 September
Inilah peristiwa yang hingga kini masih menyimpan kontroversi. Utamanya adalah yang berhubungan dengan pertanyaan “Siapa dalang Gerakan 30 September 1965 sebenarnya?”
Setidaknya terdapat tujuh teori mengenai peristiwa kudeta G30S tahun 1965 ini:
1) Gerakan 30 September merupakan Persoalan Internal Angkatan Darat (AD).
Dikemukakan antara lain oleh Ben Anderson, W.F.Wertheim, dan Coen Hotsapel, teori ini menyatakan bahwa G30S hanyalah peristiwa yang timbul akibat adanya persoalan di kalangan AD sendiri. 
2) Dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA).
Teori ini berasal antara lain dari tulisan Peter Dale Scott atau Geoffrey Robinson. Menurut teori ini AS sangat khawatir Indonesia jatuh ke tangan komunis. PKI pada masa itu memang tengah kuat-kuatnya menanamkan pengaruh di Indonesia. Karena itu CIA kemudian bekerjasama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk memprovokasi PKI agar melakukan gerakan kudeta. Setelah itu, ganti PKI yang dihancurkan. Tujuan akhir skenario CIA ini adalah menjatuhkan kekuasaan Soekarno.
3) Gerakan 30 September merupakan Pertemuan antara Kepentingan Inggris-AS.
Menurut teori ini G30S adalah titik temu antara keinginan Inggris yang ingin sikap konfrontatif Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno, dengan keinginan AS agar Indonesia terbebas dari komunisme. Dimasa itu, Soekarno memang tengah gencar melancarkan provokasi menyerang Malaysia yang dikatakannya sebagai negara boneka Inggris. 
4) Soekarno adalah Dalang Gerakan 30 September.
Teori yang dikemukakan antara lain oleh Anthony Dake dan John Hughes ini beranjak dari asumsi bahwa Soekarno berkeinginan melenyapkan kekuatan oposisi terhadap dirinya, yang berasal dari sebagian perwira 
tinggi AD. Karena PKI dekat dengan Soekarno, partai inipun terseret. 
5) Tidak ada Pemeran Tunggal dan Skenario Besar dalam Peristiwa 
Gerakan 30 September (Teori Chaos).
Dikemukakan antara lain oleh John D. Legge, teori ini menyatakan bahwa tidak ada dalang tunggal dan tidak ada skenario besar dalam G30S. Kejadian ini hanya merupakan hasil dari perpaduan antara, seperti yang disebut Soekarno: “unsur-unsur Nekolim (negara Barat), pimpinan PKI yang keblinger serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar”. Semuanya pecah dalam improvisasi di lapangan.
6) Soeharto sebagai Dalang Gerakan 30 September
Pendapat yang menyatakan bahwa Soeharto adalah dalang Gerakan 30 September antara lain dikemukakan oleh Brian May dalam bukunya, “Indonesian Tragedy”. Menurut Brian May terdapat kedekatan hubungan antara Letkol. Untung sebagai pemimpin Gerakan 30 September 1965 dengan Mayjen. Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad.
7) Dalang Gerakan 30 September adalah PKI
Menurut teori ini tokoh-tokoh PKI adalah penanggungjawab peristiwa kudeta, dengan cara memperalat unsur-unsur tentara. Dasarnya adalah serangkaian kejadian dan aksi yang telah dilancarkan PKI antara 
tahun 1959-1965. Dasar lainnya adalah bahwa setelah G30S, beberapa perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri CC PKI sempat terjadi di Blitar Selatan, Grobogan, dan Klaten. 

H. Surat Perintah Sebelas Maret
Inti dari Supersemar adalah surat perintah dari presiden Soekarno yang ditandangani tanggal 11 Maret 1966. Isinya adalah instruksi presiden kepada panglima komando operasi keamanan dan ketertiban letnan jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam pengamanan negara yang memang sedang rentan saat itu, salah satunya karena dampak peristiwa gerakan 30 September 1965.


REFERENSI:
Ribawati, Eko. (2023). Sejarah Indonesia Awal Kemerdekaan Hingga Demokrasi Terpimpin. Jakarta Timur: Dedika Printing 

Postingan populer dari blog ini

Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956)